PR I Unsyiah : Aceh Jadi Sumber Belajar Pengurangan Risiko Bencana

BANDA ACEH – Pembantu Rektor Bidang Akademik Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof Dr Samsul Rizal mengharapkan kehadiran Lembaga Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) yang bermarkas di Unsyiah bisa menjadikan Aceh sebagai sumber belajar tentang penanganan dan pengurangan risiko bencana tingkat dunia.
Hal itu dikemukakan guru besar Unsyiah itu ketika meluncurkan Buletin SMONG Newsletter di Banda Aceh, Senin (6/9) malam. Menurut Samsul Rizal, pentingnya kehadiran buletin SMONG News, mengingat selama ini masyarakat di Tanah Rencong lebih cenderung bercerita lisan, sehingga banyak hal-hal penting, terutama tentang kebencanaan, tidak tercatat dengan baik.

Padahal, tsunami yang dalam bahasa Simeulue dikenal dengan nama Smong itu, sebenarnya sudah cukup lama populer di kalangan masyarakat kepulauan tersebut. Dan mereka tahu cara-cara pengurangan risiko bencana berdasarkan penuturan secara lisan yang turun temurun.

Tapi, karena peringatan tentang bencana itu hanya diceritakan secara lisan di kalangan masyarakat Simeulue, maka saat Aceh dilanda gempa dan tsunami, 26 Desember 2004 lalu, hanya penduduk pulau kaya cengkeh itu saja yang tahu cara-cara menyelamatkan diri saat-saat menjelang daratan Sumatera dihantam tsunami.

Karenanya, kehadiran SMONG Newsletter diharapkan bisa memberi sumbang saran berarti bagi upaya-upaya pengurangan risiko bencana di kalangan masyarakat Aceh dan masyarakat dunia. Unsyiah sebagai jantung hati rakyat Aceh, kata Samsul Rizal akan melakukan berbagai upaya bagi pengembangan riset terhadap penanganan kebencanaan di masa mendatang.

Peningkatan status Gunung Seulawah Agam ke tingkat waspada yang mulai mencemaskan penduduk di Aceh Besar, kata Samsul Rizal diharapkan bisa menjadi sumber kajian bagi pakar geologi Unsyiah. Sementara itu, Direktur TMRC, Dr Ir M Dirhamsyah mengharapkan dengan kehadiran TDMRC dan SMONG News, diharapkan masyarakat internasional bisa belajar ke Aceh tentang cara-cara pencegahan bencana.

Dikatakan, selama ini masyarakat internasional, kalau ingin belajar tentang penanganan pengurangan risiko bencana masih berorientasi ke Universitas Kobe, Jepang. Tapi ke depan, kita berharap Aceh menjadi pilihan utama para peneliti dari berbagai belahan dunia.

Kepala Divisi Professional Services TDMRC, Teuku Alvisyahrin Ph.D mengharapkan dukungan semua pihak terhadap hadirnya Bulletin SMONG News. “SMONG kecuali akan hadir dalam bentuk cetakan dalam bahasa Indonesia, juga diharapkan akan tampil dalam bentuk digital berbahasa Inggris,” katanya.(sir)

http://www.serambinews.com/news/view/38703/aceh-jadi-sumber-belajar-pengurangan-risiko-bencana