Dinas Sosial Kota Banda Aceh Lakukan Sosialisasi Bansos Bagi Warga Gampong Peuniti

Minggu (23/1/2022) pagi bertempat di Mesjid Iskandar Muda Peuniti, Keuchik, Kadus serta Ketua Pemuda Jurong Cut Nyak Dhien Gampong Peuniti Kecamatan Baiturrahman Kota Banda Aceh mengadakan pertemua dengan warga sekitar dan Dinas Sosial hadir untuk mensosialisasikan terkait Bantuan Sosial (Bansos).

Ikut menghadiri pada kegiatan itu Koordinator PKH, Korda Sembako BPNT, Pendamping PKH dan TKSK serta Operator Siksng Dinas Sosial Kota Banda Aceh.

Demikian disampaikan Kepala Dinas Sosial Kota Banda Aceh, Arie Maulakafka, S.Sos, M.Si, Senin (24/1/2022).

“Perlu diketahui, bansos yang dipruntukkan kepada masyarakat yang bersumber dari Kementerian Sosial antara lain adalah PKH dan Sembako BPNT,” kata Arie,

Arie melanjutkan, ini adalah bansos komplementer, yang artinya bisa saja PKH juga menerima Sembako BPNT namun ada juga Sembako BPNT murni yang tidak menerima PKH (karena untuk PKH adanya syarat penerima).

“Selain itu,  ada juga BST (Bantuan Sosial Tunai) dan Sembako PPKM yang diberikan kepada selain penerima lainnya,” imbuh Arie

Bagi penerima di desa, yaitu BLT DD (Bantuan Langsung Tunai Dana Desa) ini di laksanakan oleh Desa, menurut Arie ini juga harus diberikan kepada penerima manfaat selain penerima bansos lainnya diatas, karena sesama bansos yang bersumber dari APBN tidak diperbolehkan mendapatkan bansos ganda.

Di sisi lain pria yang dilantik menjadi Kepala Dinas Sosial Kota Banda Aceh pada 17 Desember 2021 lalu itu mengatakan kegiatan sosialisasi tersebut merupakan upaya dan deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya masalah masalah yang lebih besar dimasa mendatang

“Upaya ini kita lakukan agar tidak timbul masalah besar dalam penanganan kemiskinan di Kota Banda Aceh sesuai dengan visi dan misi Wali Kota Banda Aceh terutama terkait pemberantasan kemiskinan secara terpola dan teratur

Seluruh rangkaian acara sosialisasi, diskusi sampai sesi tanya jawab berjalan dengan lancar. Dengan adanya kegiatan itu diharapkan tidak ada lagi kesalah pahaman diantara warga dan juga antara warga dengan perangkat gampong.