Momentum Hari Anak Nasional untuk Penanganan Anak

Peringatan Hari Anak Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 23 Juli  merupakan momen yang selalu diperingati. Namun sejak pandemi melanda, peringatan secara besar-besaran sudah tidak terlaksana dan tahun ini akan dilaksanakan dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Tema peringatan Hari Anak Nasional tahun ini adalah Anak Terlindungi, Indonesia Maju.

Peringatan HAN, merupakan momentum penting untuk menggugah kepedulian partisipasi seluruh komponen bangsa Indonesia, dalam menjamin pemenuhan hak anak atas hak hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Dengan menghadapi permasalahan anak yang lebih kompleks, tentunya peringatan hari anak ini dapat menjadi momentum sebagai partisipasi semua stakeholder dalam menangani permasalahan anak.

Seorang anak yang lahir dari sepasang orang tua akan menjadi apa sangat tergantung dari pola pengasuhan dan pendidikan yang diberikan oleh orang tuanya. Agama dan negara juga mempunyai peraturan khusus bagi orang tua dalam  memberikan pendidikan terbaik bagi anak-anak. Namun tidak semua orang tua mampu menafsirkan peraturan tersebut sehingga bisa mendidik dan mengasuh anak-anak sesuai usia dan karakternya. Sehingga tidak sedikit permasalahan anak yang muncul dari permasalahan orang tuanya.

Misalnya saja kasus anak terlantar, permasalahan orang tua yang tidak dapat diselesaikan sehingga menghasilkan permasalahan baru dan berdampak terhadap anak sehingga menyebabkan anak terlantar. Ada faktor penyebab permasalahan anak saat ini. dimana seiring dengan munculnya permasalahan tersebut akan menimbulkan masalah baru lagi yang semakin berkembang. Sehingga permasalahan-permasalahan ini tidak dapat diselesaikan oleh satu stakeholder saja.

Di era 4.0 sekarang, teknologi juga merupakan salah satu penyebab dari permasalahan anak. Bagaimana kita melihat begitu banyak kasus-kasus anak yang berhubungan dengan teknologi. Sebut saja kasus pelecehan seksual dimana pelakunya masih anak-anak dan setelah melakukan asesmen maka akan bisa ditelusuri penyebabnya adalah pemakaian gadget yang berlebihan dan tanpa kendali. Selain itu masih banyak juga kasus-kasus anak seperti penyalahgunaan obat, merokok, keamanan internet, stres, bullying (perilaku kekerasan), kehamilan usia muda, pelecehan dan penelantaran anak serta penyalahgunaan alkohol.

Dan jika diurutkan bagaimana turunan permasalahan anak ini ada perbedaan utama, pertama, permasalahan anak yang bersifat parenting dan kedua, ada yang disebut dengan permasalahan sosial anak. Permasalahan anak yang bersifat parenting  biasanya lebih banyak mendapatkan perhatian dari masyarakat. Karena semua orang tua merasa bahwa permasalahan-permasalahan parenting adalah masalah setiap orang tua dan keluarga sehingga merasa bahwa ini merupakan tanggung jawab setiap individu sebagai orang tua.

Sedangkan permasalahan sosial anak merupakan permasalahan yang muncul jika permasalahan parenting  tidak terselesaikan dengan baik. Contoh permasalahan sosial adalah anak yang berhadapan dengan hukum. Saat ini pemerintah telah aware  dengan permasalahan anak dengan hukum. Hukum yang berlaku terhadap kejahatan pidana adalah melalui pengadilan dan berakhir di hotel prodeo. Tetapi jika pelakunya adalah anak di bawah umur atau masih dalam kategori anak-anak, maka akan ada penanganan khusus bagi anak tersebut.

Disinilah perlunya tanggung jawab bersama dari semua stakeholder pemerintah dalam menangani anak-anak yang bersamalah secara sosial. Karena dampak yang muncul akibat permasalahan sosial anak bukan hanya pada si anak saja tetapi juga terhadap orang tua, keluarga dan lingkungan sekitarnya. Terganggunya sistem di sekitar anak-anak selama usia tumbuh kembangnya akan mempengaruhi psikososial anak tersebut.

Dengan momentum peringatan Hari Anak nasional ini tentunya dapat menjadi momentum bagi semua pihak, bukan hanya tanggung ajwab pemerintah saja, untuk berperan serta dalam menangani permasalahan sosial anak. Karena sebuah peradaban berawal dari pembentukan moral anak-anak sejak kecil.

Nasehat orang tua dulu mengatakan bahwa mengasuh seorang anak membutuhkan orang sekampung. Dan nilai tersebut telah hilang dari kehidupan bermasyarakat kita. (RbR)