Amin-Zainal Bangun/Rehab 783 Rumah Duafa

Usman Saleh: “Atas Nama Kaum Duafa, Saya Ungkapkan Rasa Haru dan Terima Kasih”

Pemerintah Kota Banda Aceh di bawah kepemimpinan Aminullah Usman dan Zainal Arifin menaruh perhatian besar pada program pengentasan rumah tidak layak huni. Sejak memimpin kota pada 2017, tak kurang dari 783 unit rumah milik warga kurang mampu (duafa) telah direhab dan dibangun baru.

Memasuki 2022, jumlah tersebut terus bertambah dan ditargetkan dapat menembus angka 1.000 unit rumah. “Insyaallah di akhir periode perdana kepemimpinan kami pada Juli mendatang, bisa kami membangun/merehab 1.000 unit rumah layak huni bagi warga duafa di Banda Aceh,” kata Wali Kota Aminullah, Senin 18 April 2022 di pendopo.

Untuk menyukseskan program tersebut, Amin-Zainal tak mengandalkan APBK semata, tetapi juga mengoptimalkan penerimaan ZIS via baitul mal dan menggandeng dana CSR pihak ketiga. “Kalau hanya dengan APBK tentu tidak cukup. Untuk itu kita optimalkan penggunaan dana zakat, CSR perusahaan, termasuk dukungan dari pemerintah provinsi,” katanya.

Ia pun merinci, melalui baitul mal kota pihaknya sudah membangun lebih dari 117 rumah duafa dan tak kurang dari 30 unit yang direhab. “Sementara melalui dinas perkim, kita sudah membangun 143 unit rumah duafa dan merehab 432 unit rumah bagi warga kurang mampu. Jumlahnya masih akan terus bertambah dalam tahun ini.”

Di samping itu, dengan dukungan dana CSR Bank Aceh Syariah dan PDAM Tirta Daroy, Aminullah juga meluncurkan inovasi program bedah rumah. “Rumah duafa kita ‘bedah’ dalam waktu seminggu, plus kita lengkapi perabotan dan perlengkapan/peralatan rumah tangganya. Ini untuk warga yang benar-benar membutuhkan. Kita seleksi dengan skala prioritas,” ujarnya.

Dan sampai saat ini, sudah ada delapan unit rumah yang telah dibangun lewat program bedah rumah, yakni di Gampong Neusu Aceh (1 unit), Lueng Bata (2 unit), Kampung Keuramat (1 unit), Punge Blang Cut (1 unit), Gampong Lampaseh Aceh (1 unit), Gampong Jawa (1 unit), dan Deah Baro (1 unit). “Itu belum termasuk yang sedang kita bangun di Lampeuot dan beberapa unit lagi nanti,” kata Aminullah.

Dengan begitu, rekapitulasi rumah bantuan layak huni dari 2017 sampai dengan 2022 yang sudah dijalankan Pemerintahan Amin-Zainal berjumlah 783 unit. “Rinciannya, 290 unit kita bangun baru dan 493 unit renovasi. Jika kita hitung per tahun; 2017ada 88 unit rumah, 2018 44 unit, 2019 196, 2020 185, 2021 199, dan 2022 masih terus berjalan dengan 71 unit yang sudah dibangun.”

Menurut Aminullah, sudah menjadi komitmen dan program utama pemerintahannya untuk mengentaskan rumah tidak layak huni dan permukiman kumuh di Banda Aceh. “Ini juga bagian dari upaya kita untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran, sekaligus meningkatkan indeks kota layak huni Banda Aceh,” katanya.

Data pun berbicara. Berdasarkan rilis Ikatan Ahli Perencanaan (IAP) Indonesia, pada 2021 lalu Indeks Kota Layak Huni Banda Aceh telah mencapai poin 71,00. “Alhamdulillah, angka tersebut telah melampaui target dalam RPJMD Banda Aceh 2017-2022, yakni sebesar 62,9 poin,” katanya lagi

Oleh karenanya, program pembangunan rumah duafa akan terus digalakkan Amin-Zainal hingga akhir periode perdana kepemimpinan. “Target saya tak muluk-muluk, 1.000 unit rumah layak huni bisa kami berikan untuk warga kota yang kurang mampu. Insyaallah dengan progres yang telah berjalan, bisa kami wujudkan,” ujar Aminullah seraya mengharapkan dukungan dari semua pihak terkait.

Di tempat terpisah, Gampong Deah Baro, Kecamatan Meuraxa, Usman Saleh (82 tahun) kini bisa menikmati masa tuanya dengan damai. Setelah bertahun-tahun menghuni gubuk reot, impian bilal masjid ini untuk memiliki sebuah rumah idaman diwujudkan Wali Kota Aminullah lewat program Bedah Rumah.

Ia tak kan melupakan momen saat wali kota menyerahkan kunci rumah bertipe 50 kepadanya pada Senin 28 Maret 2022 lalu. Kebahagiaannya berllipat kala mendapati rumah barunya itu juga telah dilengkapi dengan segala perabotan dan peralatan rumah tangga, mulai dari tempat tidur, lemari pakaian, kompor gas, hingga penanak nasi elektrik.

“Sungguh saya seperti bermimpi. Penantian panjang saya dijawab oleh Pak Wali hanya dalam waktu sembilan hari saja,” ujar Usman. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Wali Kota Aminullah dan semua pihak yang telah membantu dirinya dan ratusan warga duafa lainnya. “Atas nama kaum duafa, saya ungkapkan rasa haru dan terima kasih kami,” ucap Usman sambil menyeka air mata bahagianya. (Sumber)